Rabu, 25 Januari 2012

PROBLEMATIKA REMAJA

PROBLEMATIKA REMAJA

    Masa remaja adalah masa sesudah masa pubertas. Masa remaja adalah masa sebelum masa kuhulah (antara umur 30 – 50 tahun). Masa reamaja yang merupakan masa pematangan jiwa dan fisik dalam kehidupan manusia, serta masa pembentukan wataknya. Oleh karena itu, masa ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan masa-masa yang lainnya. Adanya perbedaan karekteristik tersebtu mengharuskan bagi setiap pemerhati remaja dan setiap pendidik untuk memperhatikan dan mempelajarinya dengan baik, sehingga dia (pendidik) dapat melakukan tindakan yang akan bermanfaat bagi anak didiknya (remaja) maupun orang lain yang ada di sekitarnya.meskipun kehidupan remaja dipenuhi dengan berbagai macam problematika, tetapi remaja adalah harapan bangsa yang akan memikul tanggung jawab keberlangsungan bangsanya di masa datang. Itulah sebabnya remaja adalah fokus perhatian setiap bangsa yang mengharapkan keberlangsungannya dan kemajuannya. 
Problematika remaja dengan berbagai macam jenisnya dan sifatnya sangat banyak sekali. Tidak mungkin kita dapat membahasnya satu persatu secara mendetail dalam waktu yang sangat singkat. Akan tetapi, ada baiknya kita berbicara dan mengkaji problem utama yang dihadapi keumuman remaja ketika mulai memasuki masa ini dan selama perjalanan hidupnya di masa ini.di antara problematika utama yang dihadapi remaja adalah sebagai berikut:

1.  Kurang Perhatian Terhadap Waktu.
Problematika besar yang melanda hampir semua remaja adalah tidak adanya perhatian mereka terhadap waktu yang mereka miliki. Jika kita ibaratkan dalam kehidupan tumbuhan, maka masa remaja adalah masa bunga. Apabila bunga tersebut tidak dirawat dan diperhatikan, maka dia akan layu dan musnah begitu saja. Dan bunga tersebut tidak akan memberikan buah yang merupakan sumber kelangsungan kehidupan tumbuhan tersebut di masa yang akan datang. Demikianlah masa remaja dalam umut manusia. Masa remaja adalah masa bunga, di mana manusia menyiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Jika masa remaja ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, maka masa remaja ini hanya harta mulia yang lenyap begitu saja tanpa memberikan manfaat apa-apa. Inilah penyakit yang menjangkiti keumuman remaja, bahkan kebanyakan manusia di dunia. Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallama bersabda:
“ Ada dua nikmat yang manusia tertipu olehnya, yaitu sehat dan waktu senggang.”(H.R.Al-Bukhory, 4/175).

Banyak remaja yang menggunakan waktunya untuk sesuatu yang tidak berguna, dari duduk-duduk di tepian jalan sampai mengisi waktu dengan permainan murahan ala kebarat-baratan. Bahkan banyak di antar mereka yang menganggap waktu sebagai musuh yang paling besar yang harus dimusnahkan. Mereka dan keumumanmanusia akan merasakan pentingnya nilai waktu saat tumpukan pekerjaan menanti sedangkan waktu akan terus berlalu. Camkan baik-baik apa yang dikatakan seorang penyair ini:
Bersegeralah untuk memanfaatkan kesempatan yang ada, jangan sampai kehilangannya
Kemulian itu hanya tercapai dengan memanfaatkan kesempatan
Perhatikan umurmu saat engkau masih muda
Sesungguhnya umur itu berkurang dengan bertambahnya uban

2.  Dangkalnya Pengetahuan
Alangkah menyedihkannya keadaan seseorang yang dia tinggal di tengah-tengah masyarakat dan dia hidup di sana, sedangkan dia tidak mengetahui apa yang harus dia lakukan dan apa yang bisa dia lakuikan. Inilah gambaran masa depan remaja yang tidak mengisi masa mudanya untuk mendapatkan harta mulia dunia (ilmu). Alangkah menyedihkannya keadaan mereka, yang akan meneruskan kelangsungan kehidupan bangsanya, tetapi mereka tidak siap untuk mengemban tanggung jawab tersebut.

Kebanyakan remaja saat dihadapkan kepada mereka  suatu masalah, maka dengan spontanitasnya dia akan menjawab masalah tersebut sebelum dia memikirkan dan merenungkan jawabannya. Secara tidak sadar dia telah melakukan kesalahan besar, yaitu latah (tergesa-gesa) untuk menjawab suatu masalah yang dia bukan ahlinya (orang yang sepantasnya untuk menjawab masalah tersebut).

Ketahuilah bahwa ilmu hanya dapat didatangi dan tidak akan mendatangi seseorang. Dan ilmu hanya dapat diperoleh dengan kesungguhan, kesabaran, latihan, dan banyaknya menelaah kitab-kitab. Jangan katakan ilmu ini sulit dikuasai sebelum kita mempelajarinya dan menelaahnya. Perhatikanlah seseorang yang sedang mulai belajar menyetir mobil. Pada saat pertama kali dia mulai menyetir mobil, dia akan merasa was-was dan menyetir terasa sangat sulit baginya. Akan tetapi, perhatikan setelah dia mencobanya berkali-kali, maka dia akan mengatakan menyetir itu mudah. Demikianlah prosese belajar.

3.  Ghulu
Ada sekelompok pemuda di antar para remaja yang lagi semangat-semangatnya mempelajari dan  mengamalkan syariat ini, sayangnya mereka terkena penyakit ghulu (berlebih-lebihan).  Muamalah mereka dengan orang-orang di sekiatarnya adlaha muamalah yang jauh dari sunnah. Ketika mereka memperingati ayahnya, saudaranya, atau ibunya, mereka berkata dengan perkataan yang keras dan kasar. Inilah keadaan keumuman remaja yang terjangkit penyakit ghulu ini. Meskipun pada hakekatnya, mereka tidak menginginkan hal tersebut, tetapi yang tampak pada diri-diri mereka adalah demikian.

Salah satu contohnya adalah masalah merapikan shaf sholat. Kita tahu dan yakin bahwa merapatkan shaf dalam sholat adalah sunnah rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallama dan meninggalkan perapatan shaf ini adalah meninggalkan sunnah. Akan tetapi, kita tahu sebagian orang yang sholat belum mengetahui sunnah ini. Kalau kita lihat keadaan pemuda yang dengan semangatnya untuk menjalankan agamanya,  dia berusaha merapatkan shaf dengan orang yang di sampingnya bahkan dia mnginjak kaki saudaranya (orang di sampingnya)  saat saudaranya (yang belum tahu sunnah ini) berusaha menjuhinya. Lihatlah apa yanh dilakukan pemuda ini. Meskipun dia tidak ingin bermuamalah dengan saudaranya dengan keras, tetapi itulah yang tampak pada dirinya. Bukankah Alloh telah menetapkan metode-metode dalam berdakwah dalam firmanNya:
     ‘Serulah manusia ke jalan Robbmu dengan hikmah, pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”(q.S. An-Nahl:125)

4.  Hilangnya Tauladan
Teladan memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan orang-orang yang mengikutinya. Setiap orang yang mengikutinya akan berbuat, bergaya, dan bertindak seperti apa yang dia lakukan. Perhatikan keadaan pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi kita di sekitar kita. Kita dapati mereka bergaya dan berkelakuan sebagaimana kelakuan dan gaya keum barat denga berbagai macam bentuk dan macamnya. Apa yang menyebabkan remaja kita melakukan seperi itu? Penyebabnya mereka tidak memiliki tauladan yang baik yang mereka ikuti. Kekosongan tauladan yang baik ini akan diisi oleh tauladan-tauladan suu’ (jelek). Dan remaja yang berpengatuhan sempit tidak dapat melihat adanya tauladan yang baik. Yang mereka lihat hanyalah tauladan-tauladan suu’ dan merekalah yang mereka ikuti. Dengan lemahnya pengetahuan remaja kita, mereke tidak dapat merenungi firman Alloh Ta’ala:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) rosululloh suri tauladan yang baik bagi kalian.”(Q.S. Al-Ahzab:21)

Untuk mengisi kekosongan tauladan yang baik ini, seyogyanya seorang pemuda muslim menjadikan dirinya sendiri sebagai tauladan yang baik bagi dirinya sendiri, saudaranya, dan teman-temannya.

5.  Gejolak Seks yang Membara
Masa remaja adalah masa pematangan fisik dan jiwa. Masa di mana seluruh anggota badannya telah sempurna dan siap melakukan tugasnya. Kita tahu bahwa manusia sangant ini melampiaskan hawa nafsunya. Ketika dia lapar, maka dia sangat ingin makan. Ketika dia haus, maka dia sangat ingin minum. Begitu juga ketika organ reproduksinya telah sempurna yang siap melakukan tugasnya, maka dia pun sangat ingin untuk melampiaskan syahwatnya. Pada masa inilah pemuda mendapatkan cobaan yang berat dalam masalah ini.

Sesungguhnya islam datang bukan untuk mematikan karakteristik manusia, tetapi islam datang untuk memberi tahu manusia bagaimana mengatur karakteristiknya. Salah satunya adalah dalam masalah seks. Islam telah mengajari bagaimana seorang pemuda seyogyanya mengatur syahwatnya. Perhatikan apa yang diajarkan nabi sholallohu ‘alaihi wa sallama terhadap pemuda dalam masalah ini:
“Wahai para pemuda, jika kalian telah mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Jika kalian tidak mampu maka shoumlah. Karena shoum itu adalah perisai.”(H.R.Muslim)

Inilah ajaran islam yang mulia yang mengajari manusia untuk mencapai kemulia dalam kehidupan dunia dan akherat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar